Di tulis Oleh:Alinoka Minggu, 12 Mei 2013

YANG TERSISA DI KOTA KITA

1969-1983, Kondisi lokomotif madya dgn bejana tabung utk rebusan 2-3 m3 air yg menghasilkan turbo tenaga uap mendorong tongkat baja ke lingkaran roda besi besar mencapai kecepatan 40-80 Km/jam. Atau orang Bjr Patroman menyebutnya si Kuik karena memang suaranya melengking berbunyi “kuikkkk”..!!

Di dekade tahun itu juga, satu per-satu si kuik diangkut atau dibawa ke bengkel nasional, baik ke Madiun maupun ke Bandung untuk di jual kembali, atau dimusiumkan, dan juga untuk dijadikan monumen yg entah dimana. Si Kuik apkir... tibalah lokomotif disiel dengan kekuatan, serta baratnya lebih ringan namun kecepatannya 1,2 – 2,5 kali lipat dari sikuik. Loko disiel yg sedikit jelaga, dan energi BBM jenis Solar merupakan awalnya dari jasa angkutan massal kereta api ini katagori bersubsidi karena BBM Solar dan frofitble sosialnya lebih tinggi, dibandingkan dengan loko uap dgn energi batubara dan kayu bakar yg konon membawa dampak penebangan serta menggundulan hutan yg lebih cepat.

Satu per-satu, si kuik pergi, dan sedikit demi sedkit ingatan kita akan hal cerita si Kuik dan si Gombar pun hilang. Lokomotif tenaga uap adalah awal peradaban teknologi mesin dan perangkat angkutan masal kereta api yg waktu itu dianggap teknologi kecepatan yg cukup canggih. Namun, kemajuan zaman berubah dan ada lagi teknolgi kecepatan.... yakni lokomotif disiel.... serta semua kemajuan masih juga tetap ada dampaknya... !! Kemajuan berikutnya lokomotif tableta bermoncong bagai kapal jet...Tapi entah kapan ada di kita !!






Post by: Alinoka
jam. 06.18 Minggu, 12 Mei 2013
1. Nama : Alinoka
2. Alamat: Banjar Patroman
3. No Telphone: Klik di sini
4. Respon: Komentar
5. Menu: Artikel ini